GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan)
Dengan membaca judulnya kita dapar menyimpulkan garis besar materi ini. Yang pertama yaitu kata ‘gerak’. Kata gerak mengartikan bahwa akan ada perpindahan. Kata ‘lurus’ mengartikan lintasan yang ditempuh adalah lintasan lurus, tidak berkelok. Kata ‘berubah’ mengisyaratkan ada yang berubah dari ‘gerak’ nya yaitu, kecepatan dari gerak tersebut akan berubah. Tapi jangan khawatir karena perubahan kecepatan dalam pergerakan tersebut akan ‘beraturan’.
Tanpa memperpanjang preambule
yang cukup filosofis diatas, saya akan langsung kepenjelasannya.
Ada hal yang baru yang dapat kita
ketahui dari GLBB ini. Hal baru tersebut adalah percepatan atau yang biasa
disimbolkan dengan ‘a’. Kalau tidak salah huruf ‘a’ tersebut mewakili kata
acceleration. Apakah itu percepatan?. menurut kbbi, percepatan adalah perbuatan
mempercepat. Dan secara fisika, percepatan adalah suatu besaran yang menentukan
besar perubahan kecepatan dalam 1 detik. Percepatan memiliki satuan m/s2.
Dengan kata lain, jika percepatan
suatu benda adalah 5 m/s2 maka kecepatan benda tersebut akan berubah
5 m/s tiap 1 detik. tidak penting bendanya apa, mau orang, mau motor, mau orang
naik motor, terserah. Yang penting kalau percepatannya 5 m/s2 maka
kecepatan benda tersebut akan berubah 5 m/s tiap 1 detik.
Karena judulnya adalah percepatan
otomatis kecepatan yang berubah menjadi lebih cepat dari kondisi awal.
Contoh : mobil yang semula diam
dipercepat sebesar 3 m/s2. Artinya apa? Mobil tersebut mengalami
perubahan kecepatan sebesar 3 m/s tiap 1 detiknya. Jadi setelah bergerak 1
detik mobil akan mempunyai kecepatan 3 m/s.
Kalau 2 detik bagaimana?. Berarti
mobil tersebut mengalami 2 kali 1 detik. berarti ada 1 detik pertama dan 1
detik kedua. Di satu detik pertama, mobil tersebut mendapatkan perubahan
kecepatan sebesar 3 m/s. Artinya setelah bergerak 1 detik kecepatan mobil
adalah 3 m/s. Dan di 1 detik berikutnya mobil mengalami perubahan kecepatan 3
m/s kembali. Sehingga mobil yang telah
mempunyai kecepatan 3 m/s karena telah bergerak 1 detik tadi mendapatkan
kembali kecepatan sebesar 3 m/s karena telah bergerak 1 detik lagi. Jadi,
setelah 2 detik total kecepatan mobil adalah 6 m/s.
Apakah tambah bingung? Jadi begini,
jika kamu mendapat uang Rp3.000 tiap 1 detik maka di 1 detik pertama kamu dapat
= Rp3.000
1 detik berikutnya kamu dapat = Rp3.000
Jadi uang kamu setelah 2 detik adalah Rp6.000.
Sama seperti
percepatan. jika percepatan mobil 3 m/s2 maka mobil dapat kecepatan
sebesar 3 m/s tiap 1 detik.
1 detik pertama mobil dapat =
3 m/s
1 detik berikutnya dapat =
3 m/s
1 detik lagi dapat =
3 m/s
1 detik lagi dapat =
3 m/s
Begitu seterusnya, mobil akan terus mendapatkan pertambahan
kecepatan seiring bertambahnya waktu.
Kalau
percepatan mobil 3 m/s2 kecepatannya setelah ‘t’ detik berapa? Berarti
mobil mengalami ‘t’ kali 1 detik dalam pergerakannya. Karena mobil mendapat
kecepatan sebesar 3 m/s tiap detik dan mobil mengalami ‘t’ kali 1 detik,
berarti mobil tersebut telah mendapatkan ‘t’ kali pertambahan kecepatan sebesar
3 m/s. Jadi total pertambahan kecepatan yang didapat mobil adalah 3’t’ m/s.
Lalau kalau
dari awal mobil udah punya kecepatan, misalnya 5 m/s, dan dipercepat 3 m/s
gimana? Berarti mobil yang awalnya mempunyai kecepatan 5 m/s tiap detik
mendapatkan pertambahan kecepatan sebesar 3 m/s.
Jadi,
didetik pertama kecepatannya 5 m/s + 3 m/s. Di detik kedua kecepatannya jadi, 5
m/s + 3 m/s + 3 m/s. Di detik ketiga kecepatannya 5 m/s + 3 m/s + 3 m/s + 3 m/s.
Dan begitu seterusnya.
Secara matematis
penjelasan di atas dapat ditulis
vt = v0 + a.t. Dimana vt adalah kecepatan pada saat detik
ke-t. v0 adalah
kecepatan awal. a adalah percepatan. dan t adalah waktu.
Ada dua lagi persamaan yang biasa
digunakan untuk GLBB yaitu :
s = v0.t
+ ½ a.t2
Dan
vt2
= v02 + 2.a.s
Namun,
menurut saya ada satu rumus lagi yang bisa dipakai. Saya tidak tahu kenapa
rumus ini jarang dibuat dibuku-buku. Saya juga tidak tahu apakah rumus ini bisa
dipakai disetiap kondisi, tapi menurut saya bisa. Kita tahu bahwa grafik GLBB
seperti ini
Dan kita tahu bahwa daerah dibawah kurva menyatakan jarak. Daerah
dibawah kurva akan membentuk bangun trapesium. Dengan kata lain kita dapat
mencari jarak dengan rumus luas trapesium, seperti ini :
s = (v0
+ vt).t/2
Menurut saya, walaupun tidak diberitahu grafiknya namun vt, v0 , dan t diketahui,
kita dapat mencari jarak dengan rumus diatas.
Sekian dulu
dari saya, maaf kalau penjelasan saya ada yang salah dan sulit dimengerti
iya ya om?
BalasHapus